Teori Fotografi Smartphone untuk Hasil Foto Terbaik

Pasti semua sepakat kalau kamera smartphone di masa kini makin canggih. Fitur-fiturnya sudah nyaris sekomplit kamera sungguhan. Soal kualitas hasil fotonya pun boleh diadu. Bisa dikatakan, kemampuan fotografi smartphone sudah mampu bersaing dibanding kamera biasanya, bahkan bagi yang belum benar-benar paham teori fotografi smartphone untuk foto menggunakan smartphone.

Tapi kadang ada yang bikin gemas nih, sudah beli gadget canggih yang kemampuan fitur fotografinya secanggih kamera profesional tapi hasilnya kok tidak sebagus yang ada di iklan. Percayalah, Anda tak sendirian.

Banyak orang yang merasakan hal serupa. Dan pada akhirnya diketahui bahwa penyebab hasil foto tak sebagus yang diharapkan ternyata terkait dengan teknik pengambilan fotonya. Semahal dan secanggih apapun kamera yang dimiliki, kalau tak dibarengi dengan kemampuan mengambil gambar yang baik maka hasilnya akan percuma.

Teori Fotografi untuk Fotografi Smartphone

Untuk bisa mendapatkan hasil foto yang bagus meski hanya menggunakan kamera smartphone, Anda perlu tahu cara pengambil foto yang benar. Objek yang sama kalau cara mengambilnya tak tepat, hasil fotonya tentu saja tak sama. Itulah kenapa, meski menggunakan smartphone canggih, Anda tetap perlu mempelajari dasar-dasar teknik fotografi.

Teori komposisi memegang peranan penting dalam “hidup” tidaknya sebuah foto. Komposisi foto tidak serta merta muncul begitu saja dan tersedia saat mau memotret. Anda perlu mengatur komposisinya terlebih dahulu, menentukan angle yang sesuai, mengatur kontras antara obyek foto dengan background, dan sebagainya.

Beberapa Teori Fotografi Smartphone

1. The Power of The Golden Ratio

Teori ini canggih benar lho, wong teori ini berdasar pada konsep matematika, tapi bisa diterapkan pada bermacam-macam kondisi. Ini pula yang menjelaskan secara gamblang, bagaimana bisa objek yang difoto menggunakan teori ini bisa lebih cantik dan aestetik.

Golden Ratio menerangkan hubungan antara ruang yang terisi dan ruang kosong dalam sebuah foto. Pada intinya, bila dalam suatu foto terisi satu bagian, maka harus ada 1,6 bagian yang dikosongkan agar membuat foto terlihat seimbang. Kalau Anda menerapkan teori ini saat melakukan fotografi menggunakan smartphone, hasil foto yang Anda dapatkan pasti akan terlihat lebih “hidup”.

2. The Rule of Third

Ini teori fotografi yang paling umum dan biasanya paling awal dipelajari saat terjun ke bidang fotografi.
Umumnya saat memotret sesuatu, Anda tentu akan menaruh objek utama di tengah bidang foto. Memang tidak ada salahnya menaruh objek utama di tengah, tapi itu akan membuat foto terlihat biasa saja.

Jika menggunakan The Rule of Third ini rumusnya berbeda. Cara kerjanya, bagilah suatu bidang yang akan difoto dengan menjadi 3×3 bagian. Objek utama yang hendak ditonjolkan, tempatkan di titik yang ada di persimpangan ketiga pada tiap sisi. Dengan cara ini, hasil foto Anda akan terlihat lebih dinamis.

3. Leading Lines

Untuk menarik mata seseorang supaya bisa nyaman saat memandangi sebuah foto, buatlah sebuah garis yang secara langsung memperlihatkan pada satu arah. Garis inilah yang disebut dengan leading lines.

Leading lines ini bentuknya bisa berupa pagar, jalanan, ranting, siluet, hingga sebuah tembok. Jadi, jangan bayangkan garis berupa garis tegas manual yang digambarkan di kertas ya. Garis inilah yang akan membuat penikmat foto betah berlama-lama memandangi hasil foto Anda.

Untuk menghasilkan foto yang bagus memang membutuhkan latihan berulang kali, terutama dalam membentuk sebuah leading lines pada foto Anda. Bentuk, kedalaman, dan arah yang diciptakan garis tadi akan memunculkan efek yang dinamis dalam hasil foto sehingga hasil foto dari smartphone fotografi yang Anda lakukan berkualitas bagus.

Jangan lupa untuk menerapkan teori fotografi smartphone dalam setiap proses pengambilan foto yang Anda lakukan. Tujuannya tentu saja untuk menghasilkan foto menggunakan smarthone yang bagus dan menarik minat orang untuk memandanginya. Selamat mencoba.

Leave a Comment

Index